SAWAHLUNTO - Penemuan ular berkepala manusia menghebohkan warga Kota Sawahlunto. Peristiwa aneh itu juga menjadi buah bibir warga usai melihatnya.
Ular jenis piton tersebut ditemukan di areal Kandih, Kecamatan Barangin oleh pekerja proyek pembangunan baru kantor Pengadilan Negeri setempat.
Karena wujudnya agak aneh, beberapa orang pekerja enggan mendekati ular yang keluar dari salah satu genangan air yang ada di kawasan itu.
Ricky (36), salah seorang polisi kehutanan yang menjinakkan ular itu kepada padangmedia.com, Senin (17/9) di Kandih mengakui, ada unsur mistis dalam penemuan ular berkepala manusia tersebut.
Karena, saat ditemukan ular itu berukuran 8 meter. Namun, kini wujudnya berubah menjadi kecil. Ular itu juga tidak lagi hidup sejak ditemukan Kamis (13/9) malam.
"Ular ini akan kita musnahkan. Tak baik disimpan atau diletakkan di museum karena mempunyai unsur mistik. Seperti kalau memegang ular ini ada daya listriknya," kata alumni Pesantren Gontor itu sambil mempraktekkannya kepada pengunjung di Pengadilan Negeri, Senin (17/9).
Ia menduga, ular berkepala manusia itu merupakan peliharaan leluhur masyarakat Kota Sawahlunto yang dulu menjadi 'Orang Rantai'. Yakni, pekerja tambang pada zaman penjajahan Belanda dahulu. Karena, saat ditemukan komunikasi yang dapat dilakukan dengan berbahasa Jawa, pungkasnya.